// // Pemimpin dan Perubahan 1
Bagaimana pemimpin dalam menghadapi perubahan baik dalam dirinya maupun dunia di sekitar mereka. Renungan ini merupakan refleksi singkat dari kitab Yosua 1 dan implikasinya dalam menghadapi prubahan dewasa ini.
Teks Firman Tuhan Yosua 1:1-11 :
Sesudah Musa hamba TUHAN itu mati, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua bin Nun, abdi Musa itu, demikian: “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu. Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. Dari padang gurun dan gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu. Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.” Lalu Yosua memberi perintah kepada pengatur-pengatur pasukan bangsa itu, katanya: “Jalanilah seluruh perkemahan dan perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sediakanlah bekalmu, sebab dalam tiga hari kamu akan menyeberangi sungai Yordan ini untuk pergi menduduki negeri yang akan diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki.”
Dasar Pemilihan Firman Tuhan :
Kitab Yosua dipilih pada hari ini karena kitab ini menggambarkan perubahan dan peralihan, penyertaan, kesuksesan dan bahkan termasuk juga kegagalan suatu bangsa pilihan Allah yaitu Israel. Disebut kitab perubahan, karena pemimpin berubah dari Musa ke Yosua, dari masa berputar-putar hampir selama 40 tahun dan sekarang siap memasuki tanah perjanjian yang penuh madu dan susunya. Suatu tanah yang dijanjikan kepada bangsa Israel.
Pemilihan nats pada pagi ini sangat relevan untuk acara wisuda ini karena waktu mahasiswa masuk, mereka dinobatkan sebagai mahasiswa, dan sekarang disebut pemimpin; dulu masih calon hamba Tuhan, namun sekarang hamba Tuhan; dulu calon guru sekarang akan menjadi seorang guru, dan seterusnya. Dalam hal yang demikian, maka posisi mereka sudah berubah dari seorang mahasiswa menjadi seorang pemimpin. Bukan hanya diri mereka yang berubah, namun dunia yang akan dilayani juga mengalami perubahan. Bahkan dapat dikatakan bahwa perubahan itu sangat dahsyat dan belum pernah ada dalam era sebelumnya. Beberapa perubahan dahsyat itu antara lain: sekulerisme, materialisme, hedonisme, degradasi moral telah menjadi masalah yang sangat besar baik dalam masyarakat perkotaan maupun pedesaan dan ada dalam semua level. Sekulerisme adalah di mana gereja sudah mengikuti pola hidup dunia dan semuanya serba permisif, sehingga tidak jelas lagi mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Materialisme adalah di mana hamba-hamba Tuhan tergoda untuk mengejar materi sebagai tujuan hidup dan pemujaan terhadap materi. Hedonisme adalah mengejar kesenangan dunia sehingga sudah tidak tahu lagi identitasnya sebagai hamba Tuhan. Semua ini menyebabkan degradasi moral atau kehancuran moral, sehingga banyak hamba Tuhan mulai mengejar hal-hal yang menghasilkan uang semata. Tidak mengherankan banyak hamba Tuhan terjun ke politik, bukan karena panggilan Tuhan tetapi karena uang, ketenaran, dan semangat mementingkan diri sendiri.
Akibat dari perubahan dewasa ini, persoalan lain yang sering dihadapi oleh para pemimpin gereja dewasa ini ada beberapa hal. Pertama, godaan untuk merasa cukup (self-sufficient). Godaan ini adalah para pemimpin merasa dirinya tidak memerlukan orang lain, padahal dia perlu. Dia tidak perlu lagi belajar, tidak perlu bekerjasama dengan orang lain, karena sudah merasa diri cukup dengan gelar kesarjanaan yang diperolehnya. Padahal di dunia sekarang ini saling ketergantungan, kerjasama, jaringan kerja (networking) sangat penting untuk mencapai keberhasilan. Apalagi kita tidak merasa perlu bergantung kepada sang pencipta, yaitu Allah. Padahal secara jelas Yesus berkata bahwa tanpa Aku, kamu tidak akan dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:5).
Godaan yang kedua adalah ingin menjadi spektakuler yang biasa disebut dengan mental selebritis (celebrity mentality). Yang dimaksud di sini ingin cepat menjadi terkenal dengan segera, dan bukannya bergantung pada Tuhan tetapi kepada kharisma dan pengaruh diri dan bakatnya. Kecenderungan untuk menjadi cepat terkenal dan berhasil menyebabkan banyak pemimpin muda terjebak ke dalam frustasi, karena ketidakseimbangan antara keinginan dan karakternya yang belum matang di pelayanan.
Godaan yang ketiga adalah keinginan yang berpusat pada diri (self-centered desire) untuk berkuasa. Keinginan ini muncul dalam bentuk ingin menguasai orang-orang, gereja, keuangan. Padahal dalam pelayanan jemaat adalah milik Kristus.